Jakarta

Pelatih Timnas Portugal, Roberto Martinez, mengkritik hasil voting yang menentukan Lionel Messi sebagai Pemain Terbaik FIFA 2023. Martinez berpendapat bahwa kekeliruan tersebut disebabkan oleh rentang waktu penilaian yang digunakan dalam proses pemilihan.

Meski Erling Haaland juga mendapatkan jumlah poin yang sama dengan Messi, yaitu 48, Messi berhasil memenangkan gelar tersebut berkat persentase voting yang lebih tinggi dari para kapten timnas dan para penggemar. Namun, dalam kategori pelatih timnas dan jurnalis, Haaland lebih unggul. Kemenangan Messi dalam penghargaan ini membuat banyak orang meragukannya, mengingat pencapaiannya sepanjang tahun 2023 dianggap biasa-biasa saja.

Di musim tersebut, Messi hanya berhasil meraih gelar Liga Prancis bersama Paris Saint-Germain dan trofi Leagues Cup bersama Inter Miami. Meskipun pencapaiannya itu tidak buruk, namun pencapaian treble yang diraih oleh Haaland bersama Manchester City dianggap lebih prestisius, terlebih lagi Haaland menjadi mesin gol utama timnya.

Kemudian, muncul dugaan bahwa ada pemilih yang keliru dalam menentukan pemilihan mereka berdasarkan periode penilaian. Mereka diduga memilih Messi berdasarkan keberhasilan Argentina menjadi juara dunia, padahal pencapaian tersebut seharusnya masuk dalam penilaian Pemain Terbaik FIFA 2022.

Martinez sendiri mengakui bahwa ia juga melakukan kesalahan dalam pemilihan pemain terbaik. Ia mengaku memilih Marcelo Brozovic karena menilai kontribusinya dalam Piala Dunia 2022 bersama Timnas Kroasia, bukan hanya performa bagusnya bersama Inter Milan di musim sebelumnya.

“Sekarang kami punya banyak voting, banyak pemilihan. Ada FIFA player, The Best player, yang sudah ada sepanjang musim. Pertama kalinya ada Piala Dunia di musim dingin dan votingnya aneh, sebab hanya menghitung periode enam bulan,” ujar Martinez.

Martinez juga mengungkapkan pandangannya tentang penghargaan individu dalam sepak bola yang sulit ditentukan. Baginya, seorang pemain mewakili apa yang dilakukan oleh timnya secara keseluruhan. Ia juga mempertanyakan mengapa pemain seperti Brozovic, Bernardo Silva, dan pemain yang bermain di final Liga Champions serta memenangkan trofi domestik tidak mendapatkan perhatian yang sama.

Martinez berkesimpulan bahwa kesalahan dalam pemilihan bukan hanya dialaminya sendiri, melainkan juga dialami orang lain yang melihat bahwa Piala Dunia juga harus menjadi faktor penilaian dalam pemilihan tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini